Jeddah – Kerajaan Arab Saudi telah membuka musim umrah 1445 H untuk pendatang dari luar Kerajaan sejak 1 Muharram lalu. Dalam satu setengah bulan ini, pihaknya mencatat adanya lonjakan pesat.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Abdelfattah Mashat saat berbincang dengan Asharq al-Awsat. Ia mengatakan, ada enam negara di luar Arab Saudi yang menyumbang jemaah umrah terbesar. Salah satunya Indonesia.
“Terjadi peningkatan nyata dalam jumlah peziarah dari semua negara, namun jumlah terbesar datang dari Pakistan, Indonesia, India, Irak, Yaman dan Bangladesh,” ujar Mashat seperti dilansir Saudi Gazette.
Menurut Mashat, jumlah ini akan terus meningkat dan diperkirakan mencapai 30 juta jemaah umrah. Mengingat, Kerajaan Arab Saudi tengah berupaya memfasilitasi umat Islam dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Peningkatan jumlah dan kapasitas ini, kata Mashat, disebabkan oleh sejumlah faktor, terutama upaya Kerajaan dalam menyederhanakan prosedur pengurusan visa. Saat ini, jemaah dari berbagai belahan dunia bisa memperoleh visa dan berkomunikasi dengan penyedia layanan lewat platform Nusuk. Masa berlaku visa umrah juga diperpanjang menjadi 90 hari.
Selain itu, jumlah perusahaan yang bergerak di bidang layanan umrah dan perhotelan semakin meningkat dan saling bersaing untuk memberikan pelayanan terbaik mereka dengan kualitas tinggi.
Mashat menyebut, Nusuk menjadi platform paling menonjol dalam transformasi digital dan teknis dalam melayani jemaah. Menurutnya, Nusuk adalah portal komprehensif di mana pengguna dapat merencanakan seluruh perjalanan umrahnya.
Salah satu hal yang menjamin kualitas layanan kepada para jemaah sepanjang perjalanan umrah adalah didirikannya Pusat Perawatan Tamu (Enaya) oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Lebih lanjut, Mashat menyampaikan, kementerian juga tertarik untuk memantau aktivitas penyedia layanan umrah melalui sejumlah mekanisme tidak lanjut. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memutuskan pelanggaran dan hukuman.